
Penyebab kebakaran hutan dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor alam dan faktor makhluk hidup. Hutan yang terbakar dapat menimbulkan banyak dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, misal seperti gangguan kesehatan, pencemaran udara, ketidakseimbangan ekosistem, dan kerusakan lingkungan.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah kebakaran hutan di Indonesia tahun 2024 sampai bulan Juli mencapai 150 kejadian. Bencana kebakaran hutan ini juga masuk sebagai salah satu bencana alam nasional, karena selalu terjadi di setiap tahunnya saat musim kemarau tiba.
Berikut ini kita akan membahas tentang faktor dan penyebab terjadinya kebakaran hutan beserta cara pencegahannya.
Penyebab Kebakaran Hutan di Indonesia
Terdapat 2 faktor yang bisa menyebabkan hutan terbakar, yaitu faktor alam dan ulah manusia. Lalu, apa penyebab kebakaran hutan? Berikut akan kami uraikan penyebab hutan terbakar berdasarkan faktornya.
Faktor Alam
1. Sambaran petir
Petir yang menyambar ke ranting atau pohon di hutan dapat menjadi penyebab kebakaran hutan secara alami, karena sambaran petir dapat menimbulkan panas atau api.
2. Lelehan lahar gunung api
Gunung api yang Meletus akan mengeluarkan lahar yang sangat panas, jika lahar panas itu mengalir ke hutan yang kering maka bisa menyebabkan kebakaran hutan.
3. Musim kemarau yang panjang
Saat kemarau panjang sinar matahari yang terik dapat membakar daun dan ranting kering
di dalam hutan.
4. Gesekan antara ranting pohon menimbulkan percikan api
Angin yang berhembus kencang dapat menggoyangkan pepohonan, sehingga ranting satu dan ranting lainnya bergesakan lalu menghasilkan percikan api.
5. Suhu panas yang bisa membakar ranting atau duan kering lalu meluas karena tiupan angin serta diikuti dengan curah hujan yang rendah.
Suhu panas karena kemarau panjang dan rendahnya curah hujan juga dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan, karena daun dan ranting menjadi kering sehingga dapat dengan mudah terbakar jika berada di suhu yang tinggi.
Faktor Perbuatan Manusia
1. Pembakaran sampah di dalam hutan
Membakar sampah di dalam hutan adalah perbuatan yang salah, karena bisa menyebabkan api menyulut daun dan ranting kering yang ada disana.
2. Penebangan pohon sembarangan di area hutan
Pohon yang ditebang secara sembarangan dapat membuat hutan gundul dan berakibat pada meningkatnya suhu udara yang akan menjadi tinggi.
3. Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan
Membakar hutan untuk membuka lahan adalah hal yang salah, selain menghilangkan hutan proses pembakaran hutan akan berpengaruh kepada pencemaran udara, hilangnya resapan air dan paru paru dunia, serta hilangnya habitat dari beberapa hewan.
4. Membuang puntung rokok di sekitar hutan
Puntung rokok yang masih menyala tidak boleh dibuang sembarangan terutama di area hutan, karena bisa menyambar dedaunan kering yang berjatuhan di area hutan.
5. Tidak melakukan reboisasi usai menebang pohon
Menebang pohon di hutan tetapi tidak menanam kembali pohon yang baru sama saja membuat hutan hilang dan membuat suhu panas di sekitar hutan.
6. Bara api atau api unggun yang masih menyala dan tidak padam sepenuhnya.
Dilarang meninggalkan bara atau api unggun yang belum sepenuhnya padam karena dapat menyebabkan hutan terbakar.
Cara Mencegah Hutan Terbakar
Adapun upaya atau cara pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan, yaitu :
• Tidak menebang pohon sembarangan
• Tidak membuang sampah sembarangan
• Tidak membuang puntung rokok di hutan
• Penyuluhan kebakaran hutan di setiap desa sekitar kawasan hutan
• Hindari membakar sampah di lahan atau hutan terutama saat angin kencang
• Setelah selesai melakukan pembakaran, pastikan api benar-benar sudah padam sebelum meninggalkan lokasi pembakaran.
• Melakukan upaya berupa pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan
• Tidak melakukan pembukaan lahan atau penyiapan lahan penanaman dengan cara membakar
• Tidak meninggalkan bekas api unggun dalam keadaan bara api yang masih menyala
Demikianlah pembahasan tentang penyebab kebakaran hutan dan upaya pencegahannya.