
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan suatu zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran, yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan secara langsung maupun tidak langsung. Bahan tersebut memiliki beberapa sifat, antara lain: beracun, penyebab kanker (karsinogenik), penyebab kecacatan pada janin selama masa kehamilan (teratogenik), penyebab perubahan genetika (mutagenik), korosif, serta menyebabkan iritasi.
Rumah sakit tentu tidak luput dari menghasilkan limbah B3. Limbah B3 rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif. Bahan kimia, obat kanker (sitostatika), reagensia, antiseptik dan disinfektan, limbah infeksius, bahan radioaktif, insektisida, pestisida, pembersih, detergen, gas medis dan gas non medis merupakan contoh limbah B3 rumah sakit.
Pengelolaan Limbah B3 Rumah Sakit
Limbah B3 rumah sakit merupakan campuran dari zat-zat yang heterogen sifatnya. Semua limbah yang dihasilkan dapat berpotensi menimbulkan infeksi sehingga memerlukan pengolahan yang khusus. Secara garis besar jenis pengelolaan limbah B3 rumah sakit berdasarkan klasifikasinya ialah:
1. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious);
Limbah B3 rumah sakit jenis ini mengandung mikroorganisme patogen yang dapat dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya yang bila terpapar pada manusia dapat menimbulkan penyakit. Contoh limbah B3 rumah sakit ini antara lain jaringan dan stok agen-agen infeksi dari kegiatan laboratorium, ruang bedah atau dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular, pasien yang diisolasi, materi yang berkontak dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter, serbet, gaun, sarung tangan dsb), materi yang berkontak dengan binatang yang sedang diinokulasi atau menderita penyakit menular. Pengolahan limbah ini memerlukan sterilisasi terlebih dahulu atau langsung ditangani pada insinerator.
2. Limbah farmasi
Contoh limbah B3 rumah sakit jenis ini adalah produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluarsa atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi. Obat-obatan yang tidak digunakan dan masa kadaluarsanya masih lama dikembalikan pada apotik, sedangkan yang tidak terpakai dan sudah mendekati atau sudah lewat masa kadaluarsanya ditangani secara khusus misalnya diinsinerasi atau di landfilling atau dikembalikan ke pemasok.
3. Limbah umum
Contoh limbah umum B3 rumah sakit adalah limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious, limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pengolahan limbah ini tidak memerlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan dengan limbah domestik, namun sisa makanan dari bagian penyakit menular perlu disterilisasi terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat sampah akhir.
4. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif dapat berbentuk padat, cair maupun gas yang terkontaminasi dengan radionuklisida, dan dihasilkan dari analisis in-vitro terhadap jaringan tubuh dan cairan, atau analisis in-vivo terhadap organ tubuh dalam pelacakan atau lokalisasi tumor, maupun dihasilkan dari prosedur therapetis. Penanganan limbah dapat dilakukan di dalam area rumah sakit itu sendiri, dan umumnya disimpan untuk menunggu sisa waktunya habis dan kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa.
5. Limbah kimia
Limbah B3 rumah sakit ini dapat berupa padatan, cairan maupun gas misalnya berasal dari pekerjaan diagnostik atau penelitian, pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. Untuk limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya identik dengan limbah lain yang tidak termasuk kategori berbahaya. Sedangkan penanganan limbah kimia berbahaya memiliki beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya misalnya :
- Asam-asam khromik dapat digunakan untuk membersihkan peralatan gelas di laboratorium, atau didaur ulang
- Limbah logam, merkuri dari termometer, manometer dan sebagainya dikumpulkan untuk didaur-ulang
- Larutan-larutan pemrosesan dari radioaktif yang banyak mengandung silver dapat direklamasi secara elektrostatis
6. Limbah patologis
Jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang, darah dan cairan tubuh adalah contoh dari limbah B3 rumah sakit ini. Pengolahan limbah jenis ini dilakukan dengan sterilisasi, insinerasi, lalu dilanjutkan dengan landfilling. Selain itu, kantong-kantong yang digunakan untuk membungkus limbah juga harus diinsinerasi.
7. Kontainer-kontainer di bawah tekanan
Tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila di insinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan (tertusuk dan sebagainya) ialah contoh dari limbah B3 rumah sakit ini. Pengolahan limbah jenis ini dengan cara landfilling atau didaur-ulang.
8. Benda-benda tajam.
Jarum suntik, syringe, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi merupakan contoh dari limbah B3 rumah sakit jenis ini. Benda-benda tersebut mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik. Limbah ini harus dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi petugas dari bahaya tertusuk, untuk selanjutnya dibakar dalam insinerator.
Agar pengolahan limbah B3 rumah sakit terlaksana secara baik dan benar, harus ada personil yang memiliki pemahaman tentang mengolah limbah B3 rumah sakit. Untuk itu diperlukan pelatihan limbah B3 dan sertifikasi kompetensi untuk memastikan personil yang berkompeten tentang pengolahan limbah B3.
Rumah sakit harus menjadi tempat yang aman untuk orang-orang di dalamnya. Keamanan terhadap setiap kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Lingkungan yang aman dapat membuat setiap orang dapat bekerja dengan produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan. Keadaan aman dalam rumah sakit dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap orang untuk menjaga dan melindungi diri. Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna, maupun orang lain serta lingkungan di sekitarnya.